Antara Berjama’ah dan Urgensi Tarbiyyah Dzatiyah
Seperti apa
keimanan kita pada saat kita sedang sendiri?
Tidak salah
Islam menganjurkan segala sesuatu itu berjama’ah agar lebih kokoh
Karena
muslim yang saling bersaudara seperti benteng dalam suatu istana
Dimana
benteng ialah manusia sedangkan istana adalah keadaan hati
Apabila
salah satu dari benteng itu retak , maka retaklah seluruhnya
Namun agar
tidak retak , benteng itu harus di perbaiki agar tetap kokoh
Seperti
itulah perumpamaan muslim yang saling bersaudara
Apabila
salah seorang diantara mereka terjatuh , maka harus ada yang saling menguatkan
agar tetap kuat
Berjama’ah
memang bukan segalanya , tetapi segalanya bisa dimulai dari lingkaran kecil
yang disebut “jama’ah” tadi
Islam bukan
tentang bagaimana kita menganut mazhab yang dianggap paling benar
Tetapi Islam
mengajarkan bagaimana kita menyeru dan mengesakan Allah , dan bersaksi bahwa
Rasul Muhammad SAW adalah utusan Allah
Indonesia
memang negara yang mulikultural , negara yang kaya akan budaya ,
Bahkan dalam
urusan agamapun meskipun berakar islam, tetapi islam khas Indonesia ini
memiliki cabang yang beragam , ada yang berdalih Islam gaya NU , PERSIS ,
MUHAMMADIYAH , dan lain-lain.
Kita juga
bukan hidup di jaman Rasul yang bisa melihat ibadah itu langsung , kita hidup
dimana Islam diwariskan dari para leluhur yang telah bersusah-payah membawa
ajaran yang mulia ini.
Wajar jika
terjadi beberapa perbedaan antara Islam dan budaya ini , karena para leluhur
juga mengajarkan kita syiar Islam dengan berbagai keragaman.
Selagi
perbedaan itu masih kategori syar’i , artinya masih dalam satu wadah yang
sama-sama bertujuan untuk mengesakan Allah dan menegakkan agama Allah ya itu
InsyaAllah tidak jadi masalah , asalkan kita bisa menghargai dan bersikap
saling toleransi untuk menghargai perbedaan tersebut.
Disamping
kita berjama’ah , urgensi tarbiyyah dzatiyah menjadi salah satu hal yang cukup
vital buat mengokohkan keimanan kita, karena tarbiyyah itu merupakan proses
pendidikan yang berlangsung seumur hidup. Di dalam Tarbiyyah Dzatiyah akan
mengevaluasi , bagaimana kadar keimanan kita ketika kita sedang sendiri? Apakah
akan sekokoh seperti saat berjama’ah? Ataukah meningkat? Menurun? Atau justru
stagnan?
Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita juga bentuk tarbiyyah Allah terhadap kita, ketika kita senang , Allah hendak menguji kita , apakah kita larut akan kesenangan itu ataukah justru dengan kesenangan itu kita lebih waspada diri agar tidak terlalu larut , agar hati selalu tetap terpaut sama Allah. Ketika kita sedih , Allah ingin mengajarkan kita sesuatu tentang arti kesabaran , arti memaafkan dan mengambil ibroh dari setiap kejadian. Begitulah sedikit yang saya ketahui tentang cara Allah mentarbiyyah kita. tentu masih banyak hal lain cara Allah mentarbiyyah kita , menjadi sang penakluk kehidupan. Seperti dalam hadist di kemukakan , bahwa Aku tergantung prasangka hambaKu kepadaKu , jika kita mendekat kepada Allah , Allah akan lebih dekat kepada kita tergantung bagaimana cara kita untuk selalu tetap terpaut terhadapNya.
Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita juga bentuk tarbiyyah Allah terhadap kita, ketika kita senang , Allah hendak menguji kita , apakah kita larut akan kesenangan itu ataukah justru dengan kesenangan itu kita lebih waspada diri agar tidak terlalu larut , agar hati selalu tetap terpaut sama Allah. Ketika kita sedih , Allah ingin mengajarkan kita sesuatu tentang arti kesabaran , arti memaafkan dan mengambil ibroh dari setiap kejadian. Begitulah sedikit yang saya ketahui tentang cara Allah mentarbiyyah kita. tentu masih banyak hal lain cara Allah mentarbiyyah kita , menjadi sang penakluk kehidupan. Seperti dalam hadist di kemukakan , bahwa Aku tergantung prasangka hambaKu kepadaKu , jika kita mendekat kepada Allah , Allah akan lebih dekat kepada kita tergantung bagaimana cara kita untuk selalu tetap terpaut terhadapNya.
Wallohualam
Bishowab , semoga bermanfaat J
0 comments:
Post a Comment